Wednesday, September 3

Reading Day

 
Graz Reading Day, sebuah konsep yang cukup menarik yang diselenggarakan oleh stadtbibliothek (perpustakaan kota) Graz untuk meningkatkan minat baca warga yang tinggal di Graz, Austria.

Umumnya pendekatan yang dilakukan untuk menumbuhkan minat baca warga adalah dengan menambah jumlah perpustakaan ataupun  peningkatan fasilitas di perpustakaan. Sehingga diharapkan warga akan datang ke perpustakaan-perpustakaan yang ada. Tetapi apa yang dilakukan oleh stadtbibliothek Graz adalah sebaliknya, yaitu perpustakaan lah yang mendatangi warga. 

Dengan menempatkan perpustakaan di ruang umum terbuka di tempat yang cukup strategis yang sering dikunjungi oleh warga pada akhir pekan, yaitu Hauptplatz (pusat kota), maka warga yang pada awalnya hendak menghabiskan waktu untuk jalan-jalan, jadi tertarik untuk bergabung juga sambil istirahat. 


Friday, August 29

Menjadi Model Majalah


Beberapa waktu yang lalu saya menerima email yang meminta kesediaan untuk menjadi narasumber sebuah majalah mingguan nasional Austria yang bernama Format. 

Majalah tersebut hendak mengangkat tema seputar proses mendapatkan Rot Weiß Rot -  RWR (Red-White-Red), dan kebetulan saya adalah salah satu pemegang ijin tinggal tersebut. 


Singkatnya RWR adalah sejenis visa yang dikeluarkan oleh pemerintah Austria bagi warga asing yang hendak menetap dan bekerja di Austria. Untuk lebih detil mengenai prosesnya akan saya paparkan di postingan terpisah. 

Wednesday, August 13

Lebaran di Vienna



Satu pagi di hari raya
Aku sujud membesarkanMu
Ku melafadzkan takbir penuh rasa kehambaan
Ku melafadzkan tahmid penuh kesyukuran

Gema takbir di pagi raya
Ku teringat kampung halaman
Aku di perantauan
Tak berdaya menahan sebak

Gema takbir di pagi raya

Kurindukan ibu di sana
Keluarga, sanak saudara
Hanya doa kukirimkan

Marilah di Hari Raya
Kita semua bermaafan
Lupakan persengketaan
Eratkan persaudaraan
Harmoni di Hari Raya

(Satu Pagi di Hari Raya by Raihan & Nowseeheart) 

Tahun ini adalah Lebaran ketiga kami di perantauan. Setelah dua tahun sebelumnya kami berlebaran di Singapura, tahun ini pun kami terpaksa tidak bisa berkumpul bersama keluarga besar di Indonesia untuk merayakan Lebaran.

H-2 Lebaran kami "mudik" dari Graz ke Vienna. Kalau di Indonesia orang2 mudik dari ibu kota ke kampung, kami sebaliknya malah sengaja pergi ke ibu kota untuk merayakan Lebaran :D

Kami memutuskan untuk berlebaran di KBRI Austria, Vienna, karena di Graz tidak banyak orang Indonesia. Di Vienna yang merupakan ibu kota Austria, cukup banyak warga negara Indonesia yang tinggal. Yah, walaupun tidak bisa berkumpul bersama keluarga besar di Indonesia, tapi setidaknya kami masih bisa bertemu saudara2 setanah air di perantauan. Alhamdulillah..cukup mengobati kerinduan kami pada suasana Lebaran di kampung halaman.

Suasana selepas shalat Ied

Tuesday, August 12

I'tikaf


Alhamdulillah, meskipun tinggal nun jauh di benua biru tapi masih diberikan kesempatan untuk melakukan I'tikaf. Ini adalah I'tikaf pertama kami dengan formasi lengkap, full team :).

We are ready to go

Let's go train

Memang terdapat cukup banyak masjid yang mengadakan kegiatan I'tikaf bersama terlebih lagi di malam-malam terakhir Ramadhan, tapi kami memilih untuk melakukannya di Masjid As Salam, masjid yang didirikan bersama oleh komunitas muslim Indonesia di Vienna. Salah satu alasannya adalah untuk silaturahim dan karena pilihan makanan untuk buka dan sahur adalah makanan khas Indonesia, hehehe...

Pemandangan "mudik" sepanjang jalan.


Sejauh mata memandang hamparan rumput hijau


Kebetulan sebelum acara I'tikaf, Masjid As Salam mengadakan buka bersama yang tidak hanya dihadiri oleh muslim Indonesia, tetapi juga ada saudara-saudara muslim dari Bosnia, Malaysia, Mesir, dll. Acaranya cukup meriah dengan diawali ceramah oleh Ustadz Didik. Kalau dihitung-hitung kira-kira terdapat sekitar 30-40 orang yang hadir pada acara buka bersama ini. Tetapi yang ikut i'tikaf sekitar 15-20 orang, terdiri dari ibu2, bapak2 dan anak2, jadi cukup luas tempat untuk tidurnya :)

Ceramah menjelang buka

Kegiatan usai berbuka

Karena jarak yang cukup dekat antara waktu Isya ke waktu sahur, sebagian besar peserta I'tikaf tidak tidur tapi mengisi acara dengan tilawah.

Tepar selepas begadang I'tikaf

Pules....


Monday, August 11

English in Austria


Bahasa Jerman adalah bahasa nasional Austria yang dipergunakan oleh penduduknya dalam berkomunikasi sehari-hari. Penggunaannya mencakup berbagai bidang seperti media, sekolah, dan pengumuman resmi. Termasuk juga film yang tayang di Bioskop pun dialih bahasa (dubbing) menggunakan bahasa Jerman. Hanya bioskop tertentu saja yang masih menggunakan bahasa aslinya. Kebayang kan kalo film yang dibintangi Morgan Freeman diganti suaranya, yang ada malah jadi aneh, hehehe...

Jadwal film Bioskop dengan 2 pilihan bahasa

Jadwal tayangnya di selembar kertas

Di samping bahasa Jerman, sekitar 2,3% penduduknya bisa berbahasa Turki, umumnya mereka yang datang dari Turki tetap mempertahankan bahasa yang mereka bawa.

Tuesday, July 22

Ngabuburit


Ngabuburit... Kata yang berasal dari bahasa Sunda ini sepertinya sudah jadi bahasa sehari-hari di Indonesia. Saat berpuasa, kita biasanya menunggu waktu buka dengan melakukan berbagai aktivitas di sore (burit) hari. Kalau di Indonesia, kebanyakan orang ngabuburit dengan berjalan-jalan sambil membeli aneka jajanan khas Ramadhan untuk berbuka yang banyak dijual di pinggir jalan. Beberapa orang memilih pergi ke mal untuk membeli baju lebaran atau sekedar cuci mata.

Ahh...jadi kangen suasana Ramadhan di Indonesia. Ga perlu pusing mikirin menu berbuka, ga perlu masak, tinggal jalan2 bawa uang, pas pulang udah dapet makanan sekantong, hehehe... Di sini mana ada yang jual kolak atau es kelapa muda di pinggir jalan. Atau gorengan, cilok, pempek, batagor, seblak,... Duhh...jadi tambah kangeeenn...

Di sini, biasanya kami ngabuburit dengan jalan2 ke taman. Hampir semua taman di sini punya play ground, jadi anak2 bisa asik bermain. Kami cukup mengawasi sambil duduk dan ngobrol. Sebelum Ramadhan, setiap kami jalan2 ke taman selalu membawa bekal lalu makan bersama. Karena sekarang kami puasa, jadi bekalnya buat anak2 saja. Kami cukup menonton anak2 yang sudah lelah bermain makan dengan lahap :D

Jalan-jalan di komplek rumah
Ngabuburit ke kastil di depan rumah

Wednesday, July 9

Summer Ramadhan


Alhamdulillah..bulan yang dinanti2 tiba juga. Bulan dimana pahala dilipatgandakan. Saatnya menabung sebanyak2nya :)

Ini memang bukan Ramadhan pertama kami di perantauan, tapi ini Ramadhan pertama kami di negara 4 musim dan bertepatan dengan musim panas. Hmm... tantangan baru buat kami :D

Melihat jadwal shalat selama Ramadhan tahun ini di aplikasi smart phone, sempat terpikir sepertinya akan cukup berat buat saya yang masih menyusui ini untuk berpuasa. Kuat gak ya? Apalagi ada dua toddler yang lagi aktif2nya dan ditambah lagi tidak ada tayangan PPT yang menemani sahur :p

Jadwal Shalat di Bulan Ramadhan

Seperti terlihat pada gambar di atas, jarak antara Subuh ke Maghrib adalah sekitar 18,5 jam, wow... dan jarak antara Isya ke Subuh hanya sekitar 3 jam, artinya begitu selesai shalat Isya, langsung disambung shalat tarawih dan eh, baru beres shalat udah deket sama Subuh :)

Saturday, July 5

Augartenfest


Augartenfest adalah sebuah acara pesta kebun tahunan di Graz, Austria. Acara ini sudah berlangsung selama 33 tahun dan diadakan setiap akhir bulan Juni. Sesuai dengan namanya, acara ini diselenggarakan di sebuah taman kota yang bernama Augarten, yang lokasinya bersebelahan dengan sungai Mur, sungai yang cukup terkenal di kota Graz. 

Gerbang masuk ke acara Augartenfest

Beragam program ditawarkan dalam kemasan yang sangat menarik, mulai dari penampilan musik, kuliner, dan pasar kaget. Acaranya di mulai sejak pukul 11 siang hingga larut malam, tapi para pengunjung terlihat mulai ramai menjelang sore hari, mungkin untuk menghindari teriknya panas matahari.

Suasana di siang hari masih lengang

Penampilan tarian tradisional Austria


Tarian khas Indonesia, ikut memeriahkan acara

Stand merah putih juga ikutan gabung lho

Selain pertunjukan tradisional, acara tersebut juga dimeriahkan oleh musik-musik rock, tiap panggung memiliki pertunjukan dengan tema yang berbeda. Stand yang ada pun cukup beragam, mulai dari stand yang menjual casing HP hingga makanan. Rupanya penjual pakaian pun ada. Ternyata mirip pasar kaget di Indo cara memajang produknya :)

Penjual casing HP :)

Penjual makanan

Penjual baju

Sayangnya tidak ada stand makanan yang menjual makanan Indonesia atau makanan halal, akhirnya terpaksa mencoba makanan vegetarian Yunani. Hmmm...rasanya tidak cocok dengan lidah kami.

Makanan Yunani 0 - Makanan Padang 1

Tahun ini Augartenfest berlangsung pada tanggal 28 Juni, tepat sehari sebelum 1 Ramadhan, jadi ya lumayan itung-itung munggahan dulu sebelum besoknya puasa, hehehe... Kemungkinan besar tahun depan acaranya pada saat sudah masuk bulan Ramadhan. Jadi nanti bukan munggahan lagi ceritanya, tapi ngabuburit :D

Sampai jumpa di Augartenfest tahun depan :)

Graz Motherhood

Wednesday, July 2

Masa Orientasi


Akhirnya..setelah dibujuk, dirayu, dan (sedikit) dipaksa oleh suami, saya mulai menulis juga, hehehe..
Setelah sampai di Graz, banyak yang harus dikerjakan, mulai dari unpacking barang2 dari Indonesia, bebenah rumah, dan membuat daftar perabotan rumah yang diperlukan. Karena rumah yang kami sewa ini unfurnished, jadi kami harus membeli sendiri 'isi' rumahnya.

Cukup melelahkan..apalagi ditambah ada 3 anak yang alhamdulillah aktif ini. Bebenah rumah jadi ga selesai2 :))

Pe er lainnya saat baru sampai di sini adalah mengatasi jetlag anak2. Selisih waktu yang cukup besar lumayan bikin bingung anak2. Waktu di Austria saat summer 5 jam lebih lambat daripada Bandung, jadi jam 5 sore anak2 sudah mulai ngantuk karena sama dengan jam 10 malam di Bandung, waktu tidur anak2.

Tapi karena summer siangnya lebih panjang, jadi sampai jam 9 malam pun masih terang. Kami manfaatkan itu untuk menahan kantuk anak2. Kami ajak main, jalan2, pokoknya dibikin heboh biar anak2 ga ngantuk  Alhamdulillah..3 hari saja sudah hilang jetlag-nya.

Jalan-jalan ngilangin jetlag (hari pertama).

Tuesday, July 1

Keberangkatan keluarga ke Austria


Akhirnya bisa nge-blog lagi setelah beberapa waktu disibukkan dengan kepindahan keluarga ke Austria. Ya!! Akhirnya pengajuan visa keluarga kelar juga, setelah beberapa bulan sempat tersendat karena ada persyaratan yang kurang, yaitu sertifikat A1 untuk kemampuan bahasa Jerman. Tapi Alhamdulillah syarat tersebut akhirnya bisa diganti dengan ijazah S1, hehehe.. Beruntung juga dapet petugas yang baik hatinya. 

Untuk pergi ke Austria memang gampang-gampang susah karena tidak ada penerbangan langsung dari indo, kita harus transit dulu dan ganti pesawat. Ada beberapa pilihan penerbangan dengan beragam tempat transit serta fasilitas, dan setelah menimbang-nimbang harga dan lain-lain kami memutuskan untuk menggunakan layanan Qatar Airways, dimana kami harus transit dulu di Doha. 

Rombongan yang nganter

Menuju pesawat




Tuesday, April 15

Islamic Cultural Centre


Bertempat di Laubgasse 22, 8055 Graz, dibangun sebuah Pusat Kebudayaan Islam Graz yang dikenal dengan sebutan Islamisches Kulturzentrum Graz. Pembangunan kawasan kebudayaan ini dilakukan diatas lahan seluas 12.000 meter persegi dengan lokasi yang tidak terlalu ramai dan cukup strategis yang bisa dijangkau baik menggunakan kendaraan pribadi, dimana tersedia lahan parkir yang bisa menampung hingga 73 kendaraan, maupun menggunakan kendaraan umum yang bisa dijangkau menggunakan Tram 5 dengan pemberhentian terdekat di Lauzilgasse.

Modern dan desain terbuka dari Islamic Cultural Centre merefleksikan gambaran dari karakter Muslim Eropa. Dilengkapi dengan minaret (menara) setinggi 22 meter, kawasan ini akan menambah keindahan kota Graz dan juga akan menjadi simbol dari kota dengan beragam kultur dan budaya.

Denah kawasan Islamic Cultural Centre

Kawasan kebudayaan ini rencananya akan dibangun dalam 4 tahapan, yang mana tahap pertama adalah pembangunan mesjid seluas 400 meter persegi yang dilengkapi dengan sarana galeri seluas 200 meter persegi. Sampai saat ini pembangunan tahap pertama masih berlangsung.

Pembangunan Mesjid

Tahap kedua adalah pembangunan pusat pendidikan dan sarana administrasi, yang terdiri dari ruang konferensi, ruang belajar, sarana untuk anak, ruang IT dan perpustakaan. Anggaran biaya untuk pembangunan tahap ini adalah sebesar 2.1 juta Euro.

Tahapan berikutnya adalah pembangunan pusat bisnis dengan mendirikan restoran dengan ruang makan terbuka, juga akan dilengkapi dengan kawasan pertokoan serta perkantoran. Sebagai tambahan, dua buah apartemen akan dibangun yang diperuntukkan untuk karyawan dan dua buah ruang tamu.

Konstruksi bangunan

Tahap terakhir adalah pembangunan Aula multiguna yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan keagamaan seperti pernikahan, seminar, ada besar keagamaan dan lain-lain

Bangunan tampak dari jauh

Semoga saja pembangunan kawasan budaya islam ini bisa cepat selesai. Bagi yang berminat untuk mengetahui lebih jauh mengenai pembangunan kawasan ini ataupun ingin mengeluarkan sumbangan, bisa mengunjungi website http://www.islamgraz.org.

Thursday, April 10

Masjid As-Salam Wapena


Tidak begitu jauh dari stasiun kereta api Wien Meidling, tepatnya di Distrik 12 Meidling jalan Malfattigasse 18 A-1120 Wien berdiri sebuah Masjid yang bernama Masjid As-Salam Wapena. Masjid ini merupakan satu-satunya Masjid yang didirikan oleh warga Muslim Indonesia, Malaysia dan Singapura yang tergabung dalam komunitas Warga Pengajian Austria atau lebih dikenal dengan singkatan WAPENA.

Bagian luar Masjid ini tidaklah seperti Masjid-Masjid yang biasa kita temui di Indonesia, karena sebetulnya bangunan yang dipakai Masjid ini awalnya hanya sebuah apartemen sederhana saja. Keberadaan Masjid ini memang sedikit susah untuk ditemui karena tidak ada penanda khusus seperti menara ataupun petunjuk jalan, hanya sebuah papan nama saja yang menunjukkan identitas bangunan tersebut adalah tempat ibadah.

Pintu Masjid As-Salam Wapena

Peresmian bangunan ibadah yang terletak di lantai bawah sebuah gedung pemukiman ini dilakukan oleh Bapak Duta Besar Indonesia untuk Austria I Gusti Agung Wesaka Puja, pada 21 Januari 2012. 

Dengan kapasitas sebesar 70 meter persegi, bangunan ini bisa menampung sekitar 40-50 orang.

Bagian dalam ruangan Masjid As-Salam

Di Masjid ini biasa dilakukan shalat jumat setiap pekannya yang dihadiri oleh mayoritas orang Indonesia dengan khutbah menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, selain itu kegiatan kajian keagamaan pun rutin dilakukan setiap hari minggu, yang biasanya dimulai dari pukul 2 siang hingga pukul 5 petang. Dan... tentu saja tidak lupa, snack yang disediakan selama acara kajian biasanya makanan khas Indonesia (ini yang paling penting, hehehe...)

Suasana Pengajian pekanan

Selain acara rutin pekanan, Masjid ini juga selalu meriah dengan berbagai kegiatan selama Bulan Ramadhan, baik itu kegiatan buka bersama, shalat tarawih berjamaah maupun Shalat Ied.

Koleksi perpustakaan Masjid As-Salam

Selain sebagai sarana ibadah, Masjid As-Salam juga dilengkapi dengan sebuah sarana perpustakaan kecil dan juga warung yang menyediakan produk-produk Indonesia. Jadi disamping beribadah, kita juga bisa sekalian berbelanja.

Warung Masjid As-Salam

Bagi yang merencanakan jalan-jalan ke Vienna, jangan lupa mampir ke Masjid As-Salam ya.

Saturday, March 29

Shalat Jumat


Pelaksanaan shalat jumat memang tidak semudah seperti di Indonesia, dimana hampir di setiap desa selalu ada mesjid yang mengadakannya. Di Graz, pelaksanaan shalat jumat dilakukan di mesjid-mesjid yang cukup kecil, karena jumlah muslimnya pun tidak terlalu banyak.

Secara umum, mesjid-mesjid yang ada dikategorikan sebagai Mesjid Bosnia dan Mesjid Turki. Pengelompokannya bukan berdasarkan pada aliran tertentu tapi lebih kepada penggunaan bahasa untuk khutbah atau ceramah dan lingkungan komunitasnya, kalau buat saya pribadi mana saja juga boleh, soalnya sama-sama ga ngerti bahasa khutbahnya, hehehehe...

Pelaksanaannya sedikit berbeda dibandingkan di Indonesia, di Graz pelaksanaan shalat jumat dimulai sekitar 30-45 menit setelah memasuki waktu dhuhur, saya belum menemukan apakah ini tradisi atau ada dalil yang mendasarinya.

Gerbang Mesjid

Bentuk Mesjidnya rata-rata tidak seperti mesjid yang ada di Indonesia, kebanyakan hanya sebuah ruangan saja dan tidak ada kubahnya.

Pintu masuk ke Mesjid Turki

Bagian dalamnya tidak ada yang istimewa, sama seperti kebanyakan mesjid yang ada di Indonesia.

Konsultasi selepas jumatan

Akses Mesjid dari kantor saya memang tidak terlalu dekat, kalo pakai bus sekitar 10-15 menitan. Kebetulan saya memiliki kawan yang beragama islam juga, jadi biasanya ikut nebeng mereka untuk pergi jumatan, dan biasanya kami pergi ke Mesjid Bosnia, alasannya karena lahan parkirnya cukup luas.

Brother Khalid (kiri) dan Ahmed (kanan)

Di Mesjid Bosnia yang kami datangi, kedepannya akan dibangun menjadi pusat pengembangan agama islam untuk wilayah stryia, dan saat ini masih dalam tahap pembangunan. Mudah-mudahan saja cepat selesai prosesnya.

Suasana setelah jumatan

Biasanya setelah selesai salam di tahiyat terakhir shalat, orang-orang langsung keluar, jadi kalo yang pengen lama-lama di Mesjid jangan duduk deket-deket pintu.

Mesjidnya cukup luas dan nyaman.

Satu hal lagi, karena Mesjid ini hanyalah tempat sementara sampai Islamic Centrenya selesai, jadi hanya di pergunakan untuk jumatan saja, dan ga ada toilet atau tempat wudhu.

Suasana silaturahim setelah selesai Shalat.

Tuesday, March 25

Bahan Makanan Halal


Alhamdulillah setelah kurang lebih sebulan beradaptasi dengan lingkungan di Austria, akhirnya ada waktu juga untuk menulis blog ini. Kali ini saya akan cerita mengenai tempat yang menjual bahan makanan halal yang ada di Austria, khususnya di Graz tempat dimana saya tinggal.

Daging-daging halal yang ada umumnya di Import dari Turki, karena meskipun Islam diakui sebagai agama resmi oleh negara, tetapi sampai saat ini belum ada lembaga khusus yang mengeluarkan sertifikat halal.

Etsan Supermarket

Etsan, salah satu Supermarket yang menyediakan makanan halal, lokasinya di Griesplatz 15 / 8020 Graz

Tulisan halal bahasa Turki

Salah satu nugget ayam, terlihat logo halal di bagian kanan bawah.

Daging-dagingan cukup kumplit

Tersedia juga daging kambing dan sapi.

Segala macam bagian ayam tersedia juga

Daging ayam dengan berbagai jenis potong bagian termasuk hati ayam.

Sayang, kangkung ga ada disini

Selain daging-dagingan tersedia juga berbagai sayuran, hehehe,,,, orang sunda biasanya ga bisa jauh dari rumput-rumputan :p

Selain Etsan, masih banyak lagi toko-toko yang menjual bahan makanan halal, semuanya tersebar di berbagai tempat di Graz

Toko kecil yang menyediakan makanan halal
  
Yang ini tempatnya di deket Esperantoplatz

Tulisan "Bismillahirrahmanirrahim" pada bagian atas pintunya.

Umumnya toko-toko lainnya tidak sebesar Etsan, tapi cukup tersebar diberbagai wilayah. Untuk toko-toko lainnya akan saya upload lagi pada tulisan lainnya.