Friday, August 29

Menjadi Model Majalah


Beberapa waktu yang lalu saya menerima email yang meminta kesediaan untuk menjadi narasumber sebuah majalah mingguan nasional Austria yang bernama Format. 

Majalah tersebut hendak mengangkat tema seputar proses mendapatkan Rot Weiß Rot -  RWR (Red-White-Red), dan kebetulan saya adalah salah satu pemegang ijin tinggal tersebut. 


Singkatnya RWR adalah sejenis visa yang dikeluarkan oleh pemerintah Austria bagi warga asing yang hendak menetap dan bekerja di Austria. Untuk lebih detil mengenai prosesnya akan saya paparkan di postingan terpisah. 

Wednesday, August 13

Lebaran di Vienna



Satu pagi di hari raya
Aku sujud membesarkanMu
Ku melafadzkan takbir penuh rasa kehambaan
Ku melafadzkan tahmid penuh kesyukuran

Gema takbir di pagi raya
Ku teringat kampung halaman
Aku di perantauan
Tak berdaya menahan sebak

Gema takbir di pagi raya

Kurindukan ibu di sana
Keluarga, sanak saudara
Hanya doa kukirimkan

Marilah di Hari Raya
Kita semua bermaafan
Lupakan persengketaan
Eratkan persaudaraan
Harmoni di Hari Raya

(Satu Pagi di Hari Raya by Raihan & Nowseeheart) 

Tahun ini adalah Lebaran ketiga kami di perantauan. Setelah dua tahun sebelumnya kami berlebaran di Singapura, tahun ini pun kami terpaksa tidak bisa berkumpul bersama keluarga besar di Indonesia untuk merayakan Lebaran.

H-2 Lebaran kami "mudik" dari Graz ke Vienna. Kalau di Indonesia orang2 mudik dari ibu kota ke kampung, kami sebaliknya malah sengaja pergi ke ibu kota untuk merayakan Lebaran :D

Kami memutuskan untuk berlebaran di KBRI Austria, Vienna, karena di Graz tidak banyak orang Indonesia. Di Vienna yang merupakan ibu kota Austria, cukup banyak warga negara Indonesia yang tinggal. Yah, walaupun tidak bisa berkumpul bersama keluarga besar di Indonesia, tapi setidaknya kami masih bisa bertemu saudara2 setanah air di perantauan. Alhamdulillah..cukup mengobati kerinduan kami pada suasana Lebaran di kampung halaman.

Suasana selepas shalat Ied

Tuesday, August 12

I'tikaf


Alhamdulillah, meskipun tinggal nun jauh di benua biru tapi masih diberikan kesempatan untuk melakukan I'tikaf. Ini adalah I'tikaf pertama kami dengan formasi lengkap, full team :).

We are ready to go

Let's go train

Memang terdapat cukup banyak masjid yang mengadakan kegiatan I'tikaf bersama terlebih lagi di malam-malam terakhir Ramadhan, tapi kami memilih untuk melakukannya di Masjid As Salam, masjid yang didirikan bersama oleh komunitas muslim Indonesia di Vienna. Salah satu alasannya adalah untuk silaturahim dan karena pilihan makanan untuk buka dan sahur adalah makanan khas Indonesia, hehehe...

Pemandangan "mudik" sepanjang jalan.


Sejauh mata memandang hamparan rumput hijau


Kebetulan sebelum acara I'tikaf, Masjid As Salam mengadakan buka bersama yang tidak hanya dihadiri oleh muslim Indonesia, tetapi juga ada saudara-saudara muslim dari Bosnia, Malaysia, Mesir, dll. Acaranya cukup meriah dengan diawali ceramah oleh Ustadz Didik. Kalau dihitung-hitung kira-kira terdapat sekitar 30-40 orang yang hadir pada acara buka bersama ini. Tetapi yang ikut i'tikaf sekitar 15-20 orang, terdiri dari ibu2, bapak2 dan anak2, jadi cukup luas tempat untuk tidurnya :)

Ceramah menjelang buka

Kegiatan usai berbuka

Karena jarak yang cukup dekat antara waktu Isya ke waktu sahur, sebagian besar peserta I'tikaf tidak tidur tapi mengisi acara dengan tilawah.

Tepar selepas begadang I'tikaf

Pules....


Monday, August 11

English in Austria


Bahasa Jerman adalah bahasa nasional Austria yang dipergunakan oleh penduduknya dalam berkomunikasi sehari-hari. Penggunaannya mencakup berbagai bidang seperti media, sekolah, dan pengumuman resmi. Termasuk juga film yang tayang di Bioskop pun dialih bahasa (dubbing) menggunakan bahasa Jerman. Hanya bioskop tertentu saja yang masih menggunakan bahasa aslinya. Kebayang kan kalo film yang dibintangi Morgan Freeman diganti suaranya, yang ada malah jadi aneh, hehehe...

Jadwal film Bioskop dengan 2 pilihan bahasa

Jadwal tayangnya di selembar kertas

Di samping bahasa Jerman, sekitar 2,3% penduduknya bisa berbahasa Turki, umumnya mereka yang datang dari Turki tetap mempertahankan bahasa yang mereka bawa.